Zainul Hasanain
Pesantren Zainul Hasanain Genggong adalah salah satu pesantren yang ada di Jawa Timur. Pondok Pesantren ini terletak di Jalan KH. Hasan Saifurridzall, Kelurahan Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Pribolinggo, Provinsi Jawa Timur. Pondok ini dirintis sejak tahun 1997 M. yang kemudian didirikan asrama Pesantren pada tahun 2000 M. oleh KH. Moh. Hasan Abdel Bar. Beliau adalah salah satu putra dari seorang Ulama’ kharismatik dan alim pada zamannya, al marhum al – arif billah KH. Hasan Saifourridzall dengan al – Mukarromah Nyai. Hj. Siti Aisyah Multazamah.
Berdirinya Pondok Pesantren Zainul Hasanain ini berawal dari keinginan KH. Moh Hasan Abdel Bar untuk mewujudkan keinginan sang ayahanda yang ingin mempunyai santri yang mumpuni dalam membaca Kitab Kuning serta mampu berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan Inggris. Bahkan sang ayahanda rela diinjak kepalanya apabila ada santri yang mahir dalam membaca Kitab Kuning serta fasih berbicara Bahasa Arab dan Inggris.
Berbekal keyakinan, ridho dari para pendahulunya serta dibekali dengan ilmu yang telah beliau dapatkan dari berbagai pondok pesantren, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, beliau bersama Ustad Amir Mahmud selaku teman karibnya, memulai merintis pendirian pondok pesantren yang kini bernama Pondok Pesantren Zainul Hasanain. Nama tersebut diambil dari nama 3 tokoh sebelumnya. Kata Zainul diambil dari nama pendiri pertama, yakni KH. Zainal Abidin, sedangkan Hasanain diambil dari 2 nama tokoh, yakni KH. Moh Hasan Sepuh dan KH. Hasan Saifourridzall.
Pondok pesantren Zainul Hasanain mempunyai Visi dan Misi di dalam mencetak santri yang bertaqwa, berahklaqul karimah dan ahli dalam bidang penguasaan Kitab Kuning serta kompetitif dalam ilmu pengetahuan yang lain khususnya di dalam kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Arab dan Inggris.
Kitab Kuning merupakan ruh dan ciri khas Pesantren Salaf. Maka Pesantren Zainul Hasanain sebagai pesantren yang berbasis Salaf menjadikan Kitab Kuning sebagai pelajaran pokok yang harus dikuasi oleh para santri. Disamping itu, KH. Moh. Hasan Abdel Bar juga memasukkan pelajaran Bahasa Arab dan Inggris sebagai pelajaran wajib pesantren dalam rangka menunjang kemampuan santri dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Arab dan Inggis sebagaimana keinginan KH. Moh Hasan Abdel Bar untuk mewujudkan keinginan sang ayahanda. Sehingga Bahasa Arab dan Inggris menjadi bahasa wajib para santri setiap hari. Hal tersebut selaras dengan pesan Ulama’ :
المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
Mempertahankan tradisi lama yang masih baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.