Gerakan Nasional Ayo Mondok adalah sebuah kampanye nasional yang bertujuan untuk mengajak dan mendorong masyarakat Indonesia, khususnya para orang tua dan generasi muda Muslim, agar menyekolahkan anak-anak mereka di pondok pesantren. Gerakan ini menekankan pentingnya pendidikan berbasis keislaman yang holistik, mencakup aspek spiritual, intelektual, moral, dan sosial.

Kontak

Biro Humas dan Kerjasama, Gedung Rektorat Unipdu Jombang (Ponpes Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang)
ayomondok25@gmail.com
081249971166

Ikuti Kami

Mbak Wali Terima Kunjungan Para Kyai, Diskusikan Gerakan Nasional Ayo Mondok

Mbak Wali Terima Kunjungan Para Kyai, Diskusikan Gerakan Nasional Ayo Mondok

Kediri - Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menerima kunjungan dan silaturrahmi rombongan para Kyai Jawa Timur, Senin (19/5/2025). Para kyai ini diterima di Rumah Dinas Wali Kota Kediri.

Pada kesempatan ini, Mbak Wali menjelaskan bahwa pertemuannya dengan para kyai ini dalam rangka silaturahmi, sekaligus membahas terkait rencana kegiatan Gerakan Nasional Ayo Mondok yang akan dilaksanakan di tanggal 28 Mei 2025.

“Ini merupakan gerakan di mana seluruh Kyai dan Ibu Nyai se Jawa Timur, berkumpul di Kota Kediri tepatnya di Pondok Al Amien Ngasinan Kediri,” jelasnya.

Menurut Wali Kota Kediri, Gerakan Nasional Ayo Mondok merupakan kegiatan yang positif karena di kegiatan tersebut bisa digunakan sebagai sarana untuk berdiskusi terhadap tantangan yang ada, sekaligus bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang ada.

Sementara itu, KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) menuturkan Gerakan Nasional Ayo Mondok ini mendapat dukungan penuh dari Mbak Wali Kota Kediri.

“Alhamdulillah nyambung apa yang digagas beliau, visi misi beliau dengan gerakan ini. Kita juga punya misi bagaimana caranya situasi pesantren itu yang ramah dan ngangeni dan bisa jadi kenangan yang lama dan indah selama hidupnya,” terangnya.

Gus Hans melanjutkan bahwa Gerakan Nasional Ayo Mondok ini merupakan acara Muhalaqoh (Muhasabah dan Halaqoh). Karena pada kegiatan ini nanti akan membahas tentang bagaimana peran santri bisa melek media dan juga cakap terhadap media multiplatform.

“Harapannya langkah atau gerakan ini bisa menjadi situasi yang ngangeni. Ketika ada pesantren yang ngangeni maka semua orang akan ingat bahwa hal ini berawal dari Kota Kediri,” tutupnya.